JAKARTA (WIN): Dua pasang muda-mudi sedang asyik menikmati indahnya
malam di Ancol. Layaknya orang muda yang sedang dimabuk asmara, mereka
terbuai oleh nikmatnya cinta. Tanpa mereka sadari, semua tindak tanduk
mereka diamati oleh sebuah sosok misterius. Aroma dendam terpancar jelas
dari sosok itu. Penuh kemarahan dan luka, sosok itu mulai mendekat.
Esoknya,
kawasan Ancol geger dengan ditemukannya empat sosok mayat remaja tewas
mengenaskan di jembatan Ancol. Masyarakat di sekitar ramai berbincang
mengenai kembalinya Si Manis Jembatan Ancol.
Jembatan yang dulunya
dikenal dengan jembatan goyang ini dipercaya menjadi tempat yang cukup
sering terjadi penampakan hantu perempuan yang cantik.
Siapakah
sebenarnya Si Manis dari Jembatan Ancol itu? Darimana dia berasal?
Benarkah dia hanya sebuah mitos? Inilah asal mula Legenda Si Manis
Jembatan Ancol.
Di lokasi ini juga, konon sering terjadi
kecelakaan fatal yang tidak jelas penyebabnya. Bahkan, popularitas mitos
Si Manis Jembatan Ancol ini sampai diangkat ke serial TV dan film.
Konon,
pada awal abad 19, Indonesia yang kala itu masih dijajah oleh Belanda,
dan Jakarta masih menggunakan nama Batavia, hidup seorang Mak Emper dan
dua anaknya, Mpok dan Siti Ariah. Mereka tinggal di sebuah paviliun
milik seorang juragan kaya.
Saat Ariah berusia 16 tahun, sang
juragan berniat untuk menikahi Ariah. Namun, Ariah tidak mau dengan
alasan selain hanya akan menjadi selir, ada kakak Ariah, Mpok belum
menikah. Maka, Ariah pun kabur dari rumah untuk menghindari sang juragan
kaya.
Dalam pelariannya itu, Oey Tambahsia, seseorang yang
terkenal kaya raya di Batavia saat itu dan punya villa di kawasan
Bintang Mas (sekarang daerah Ancol), memergoki Ariah.
Oey yang
juga dikenal suka mengoleksi perempuan muda pun begitu terpesona dengan
kecantikan yang dimiliki oleh Siti Ariah. Maka, Oey memerintahkan dua
orang centengnya untuk menangkap Siti Ariah.
Ariah berlari dan
memberikan perlawanan yang sangat hebat kepada dua centeng bernama Pi’un
dan Surya itu. Hingga akhirnya, Bendungan Dempet dekat Danau Sunter
yang waktu itu terkenal sangat angker, menjadi saksi tewasnya Ariah di
tangan kedua centeng tersebut.
Jenazahnya dibuang di area
persawahan, sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol. Peristiwa itu terjadi
pada 1817, menurut catatan Ridwan Saidi, tokoh Betawi yang melakukan
penelitian tentang legenda Ariah dari saksi-saksi hidup pada tahun
1955-1960.
Berangkat dari kisah tersebut, sering terjadi
penampakan gadis manis yang dipercaya sebagai hantu dari Siti Ariah yang
menuntut balas dendam.
Namun seorang H Mohammad Husni, warga
Kebon Jeruk, Jakarta, yang melukis sosok Ariah pada 2003 setelah merasa
mendapatkan wangsit mengatakan, ”Ariah itu seorang gadis biasa. Kalau
disebut cantik, itu relatif. Kulitnya sawo matang, tingginya sekitar 160
cm. Rambutnya panjang, bajunya kebaya hitam berbintik-bintik biru."
"Matanya
sedikit juling,” Husni menambahkan. Menurutnya, Ada pesan Ariah yang
disampaikan lewat lukisan itu, bahwa dia adalah gadis biasa yang
teraniaya. Bukan setan atau kuntilanak sebagaimana gambaran masyarakat
selama ini.
Begitulah kisah si Manis Jembatan Ancol. Ada sedikit
perbedaan, versi lainnya bahwa Ariah—yang lebih terkenal dengan sebutan
Mariah, Maria, atau Mariam—tidak mati, melainkan diambil oleh Ratu
Kidul.