Komikus Asal Kalimantan Timur Ini Bikin Cerita yang Tak Biasa
Liputan6.com, Kalimantan Timur- Judul "Me vs Big Slacker
Baby" (disingkat BSB) mungkin masih asing bagi pencinta fiksi non-komik.
Namun komik dengan genre slice-of-life atau kisah kehidupan sehari-hari
khas remaja SMU karya komikus Annisa Nisfihani asal Tenggarong,
Kalimantan Timur (Kaltim) ini telah memasuki proses pembuatan season
keduanya di re:ON Comics.
Gadis kelahiran tahun 1990 ini termasuk
salah satu komikus berbakat di tengah-tengah semaraknya industri
ekonomi kreatif di Indonesia. "Annisa adalah komikus yang tangguh karena
dengan segala keterbatasan yang ada dia berhasil mengembangkan
kemampuannya. Rasanya tidak berlebihan kalau disebut sebagai salah satu
komikus muda paling berpotensi dalam dunia komik Indonesia saat ini, dan
kami bangga dengan dia," kata Yudha Nyoman Negara, salah seorang
pendiri re:ON Comics, kompilasi komik karya komikus lokal, di Jakarta
hari ini.
Hal senada disampaikan oleh para pendiri re:ON Comics
lainnya, Chris Lie dan Andik Prayogo. Menurut Chris, keberadaan Annisa
dan komikus Indonesia lainnya di kancah perkomikan nasional, membuktikan
bahwa komikus Indonesia tidak kalah dengan komikus luar negeri. Bahkan
harapan akan bangkitnya komik Indonesia di tengah serbuan komik impor
makin hari semakin menguat.
Sementara Andik menambahkan bahwa
Annisa memiliki kemampuan untuk membangun karakter yang kuat dan
membumi. “Dia adalah salah satu contoh nyata yang mengalami perjalanan
panjang sebagai seorang komikus untuk bisa eksis,” kata Andik.
Komik BSB karyanya hadir di re:ON Comics sejak volume 6 hingga
volume 10. Namun karena animo penggemarnya yang sangat tinggi, terbukti
dari banyaknya fan art (karya buatan fans) hingga komentar pembaca yang
membanjir di media sosial, maka diputuskan untuk melanjutkan BSB ke
seasonkeduanya. Di samping itu, season pertama BSB juga akan segera
diterbitkan kembali dalam bentuk buku satuan yang biasanya dikenal
dengan istilah trade paperback atau tankoubon.
Me
vs Big Slacker Baby berkisah mengenai Arin, seorang anak SMA yang
terobsesi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebersihan dan
kerapian. Hidupnya berubah saat seorang anak pindahan dari sekolah lain
bernama Alvan memutuskan untuk mengontrak di kost milik orang tua Arin
demi belajar hidup mandiri. Masalahnya, sifat Alvan adalah 180 derajat
kebalikan dari Arin yaitu berantakan dan tidak teratur sama sekali.
Karakter Arin-Alvan yang bagaikan kutub Utara-Selatan ternyata selalu
membuat para pembaca komik ini penasaran.
Annisa mengatakan,
menjadi komikus, yang telah dirintisnya sejak duduk di bangku SMA,
memang tidak mudah. Apalagi dengan keterbatasan dukungan infrastruktur
seperti sinyal jaringan komunikasi yang tidak stabil serta listrik yang
sering padam.
“Di tempat saya dalam seminggu bisa mati lampu hingga tiga kali.
Jadi saya terpaksa membuat komik dengan metode tradisional menggunakan
kertas dan pensil dengan bantuan penerangan dari lampu tempel. Dan saat
listrik menyala kembali, barulah saya scan untuk diteruskan secara
digital di komputer,” kata Annisa.
Dia pun sepakat bahwa komikus
Indonesia harus mampu bangkit menghadapi serbuan komik luar negeri dan
berpesan kepada para generasi muda untuk berani mencoba dan tidak mudah
patah arang. “Industri kreatif kita pasti bisa maju, generasi muda harus
kreatif, dan senantiasa berupaya untuk menghasilkan karya yang
terbaikdemi kemajuan bangsa kita,” pungkasnya.
Semangat juangnya yang amat tinggi bisa dimaklumi karena keluarga
Annisa, terutama sang ibu, pada awalnya juga mempertanyakan apakah
pekerjaan sebagai komikus bisa memberikan penghidupan yang layak. Tapi
akhirnya mereka bisa menerima setelah komik miliknya terbit dan diterima
dengan baik oleh para pembacanya serta ia kini juga telah mendapat
penghasilan yang rutin.
Bagi penggemar Annisa maupun komik"Me vs
Big Slacker Baby"bakal dapat bertemu langsung dengan komikus ini pada
re:ON Convention (re:CON) yang akan berlangsung di Margo City, Depok
pada tanggal 23-25 April 2015 mendatang. (Cyn/Ars)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar